Dulu, kita merasa nongkrong bersama teman-teman adalah hal yang menarik untuk dilakukan. Namun seiring berjalannya waktu, kita merasa malas untuk menggerakkan tubuh atau hanya sekedar bertegur sapa. Apalagi, semenjak pandemi gaya hidup dan rutinitas sehari-hari jadi berbanding terbalik lantaran harus tetap berada di dalam rumah.
Ternyata, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu kita menjadi malas nongkrong. Menurut seorang psikolog asal Belanda bernama Jean-Pierre Van de Ven, kini banyak orang yang merasa tubuhnya cepat lelah akibat kurangnya aktivitas dan perubahan pola perilaku. Menurut Van de Ven, faktor tersebut tentunya memengaruhi kinerja tubuh kita sehingga cepat lelah.
Pandemi juga menyebabkan rasa jenuh dan stres berat akibat kurangnya kesibukan. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala fisik yang disebut “bore-out”. Namun, kondisi ini tidak dapat disamakan dengan gejala depresi. Pasalnya, depresi cenderung ditandai dengan pola tidur berantakan, berat badan naik turun, tidak semangat menjalani hidup, hingga memiliki keinginan bunuh diri.
“Saat mengalami “bore-out”, kamu mungkin akan merasa capek menggerakkan badan atau tidak tertarik melakukan hal-hal yang menyenangkan. Sama seperti burnout, kamu butuh waktu sampai tubuh terbiasa dengan rangsangan eksternal lagi,” ujar Van de Ven, dikutip dari VICE, Senin (17/10/2022).
Bisa jadi, kita mulai berpikir kalau momen-momen itu tak lagi menarik perhatian atau membahagiakan. Kita mulai sadar betapa nikmatnya bersantai di rumah sepanjang akhir pekan.
Faktor terakhir, kita malas nongkrong karena nggak ada uang. Pasalnya, kalau nggak ada uang kita jadi sulit untuk memilih tempat nongkrong yang disuka serta membeli makanan dan minuman favorit di sana.
Source Photo from Ultimagz/Kevin Oei Jaya