‘Silent Treatment’ Ternyata Lebih Jahat Dibanding Meluapkan Emosi

Meluapkan emosi jadi sesuatu yang kadang dianggap salah oleh sebagian orang. Sementara, silent treatment dinilai sebagai tindakan yang pantas karena merasa butuh waktu untuk memproses emosi. Padahal, kedua pernyataan ini terbalik, lho.

Silent treatment atau tindakan mendiamkan orang berhari-hari dengan alasan meredam emosi ini faktanya nggak sepenuhnya benar untuk dilakukan. Sebab, lo bisa dengan seenaknya mendiamkan orang atau pasangan lo tanpa adanya petunjuk atau komunikasi terkait kesalahan yang lo perbuat.

Memang sih, cara orang marah itu beda-beda. Akan tetapi, nggak ada salahnya untuk mengungkap seluruh kekesalan lo tanpa harus bikin orang nunggu berhari-hari. Masalahnya, orang yang silent treatment juga nggak bisa segampang itu dirayu untuk baikan atau hanya sekedar ngobrol.

Tindakan ini nggak sepenuhnya salah juga sih. Namun, masih lebih baik kalo mengungkapkan kekesalan dan emosi secara meluap-luap. Sudah pasti bakal ada perpecahan, tapi masalah akan selesai dalam satu waktu.

Lagipula, silent treatment bisa bikin korbannya mengalami mental breakdown. Sebab, semua tindakan yang dilakuin bakal terasa salah ditambah karena belum adanya kejelasan soal gimana hubungan asmara atau pertemanan lo. Apakah akan berlanjut atau berakhir.

Nah, kalo lo jadi korban silent treatment lebih baik lo kasih jarak untuk mereka memproses emosinya. Jika dirasa sudah meredam, lo bisa langsung menangkan hatinya dengan membuatkan makanan kesukaannya, mengirimkan hadiah, berusaha buka obrolan, hingga terus menjadi sosok yang ada di sisinya.

Source Photo from Movie/Noktah Merah Perkawinan

Total
0
Shares
Previous Article

Tuai Perhatian Publik, Gini Nih Aksi Ibu Guru yang Jago Dance Kekinian

Next Article

Ternyata, Kerang Menggunakan 'Lidah' untuk Bergerak

Related Posts