Pandemi membawa dampak yang cukup besar pada segala lini, termasuk bisnis kuliner. Bahkan, bisnis-bisnis yang sudah terbilang besar pun ikut terkena dampak. Tak terkecuali tiga emiten pengelola restoran.
Ketiga emiten tersebut ialah PT. MAP Boga Adipekarsa Tbk (MAPB) yang merupakan operator waralaba Starbucks dan Pizza Marzano, pemegang waralaba California Fried Chicken (CFC) Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP), dan pengelola waralaba Pizza Hut Indonesia Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).
Melansir dari cnbcindonesia.com (27/8/2021), ketiga emiten pengelola restoran tersebut sudah melaporkan kinerja keuangan per semester I 2021. Laporan itu menunjukkan bahwa kinerja mereka masih tertekan efek pandemi Covid-19 meskipun mereka mulai memangkas rugi bersih dan mencatat kenaikan laba bersih pada kuartal pertama tahun ini.
Dua emiten yang berhasil memangkas rugi bersih di tengah naiknya penjualan pada semester I tahun ini ialah MAPB dan PTSP. Sementara itu, PZZA berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih secara tahunan (year on year/yoy) walaupun pendapatan semester I 2021 terkoreksi.
Laporan keuangan manajemen MPAB menyebutkan, dampak dari pandemi COVID-19 yang terjadi secara global memaksa perusahaan untuk menangguhkan atau membatasi operasi bisnis selama tahun pelaporan. Dampak dari penangguhan ini diperkirakan akan berpengaruh hingga periode kedepan yang tidak dapat ditentukan.
“Hal ini mengakibatkan perlambatan ekonomi secara global dan berdampak pada bisnis grup,” ucap perwakilan manajemen MPAB.
Kabar baiknya, penjualan MAPB naik 22,53 persen secara yoy dari Rp 959,78 miliar per 30 Juni 2020 menjadi Rp 1,18 triliun pada periode yang sama tahun ini. Naiknya penjualan membuat MAPB berhasil menciutkan rugi bersih dari Rp 114,75 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp 20,07 miliar pada semester I tahun ini.
Serupa dengan MAPB, PTSP juga berhasil memangkas rugi bersih perusahaan menjadi Rp 9,84 miliar pada semester I tahun ini dari rugi bersih Rp 45,45 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan dan penjualan bersih perusahaan pun ikut tumbuh 2,46 persen secara yoy menjadi Rp 206,60 miliar pada paruh pertama tahun ini, dari Rp 201,63 miliar pada semester I 2020.
Walaupun begitu, tak berarti PTSP tak mengalami tekanan dari pandemi Covid-19. Jumlah gerai yang dimiliki oleh PTSP dan gerai waralaba yang tersebar di seluruh Indonesia turun dari 318 gerai per Desember 2020 menjadi 308 gerai pada Juni 2021.
Adapun PZZA mencatatkan pertumbuhan laba bersih fantastis atau mencapai 201 persen menjadi Rp 31,52 miliar pada paruh pertama tahun ini atau per Juni 2021. Namun, pendapatan perusahaan masih tertekan menjadi Rp 1,69 triliun. Angka ini menyusut 7,15 persen dari pendapatan selama 6 bulan pertama tahun lalu yang berada di angka Rp 1,82 triliun.