Kota Bogor pernah masuk ke peringkat bawah Indeks Kota Toleran (IKT) sebanyak tiga kali. Itu artinya, Bogor menjadi salah satu kota yang kurang toleran dan inklusif. Walaupun, tingkat toleransi mereka semakin membaik selama beberapa tahun terakhir.
Salah satu tempat yang ikut mendukung Bogor menjadi kota yang lebih toleran dan inklusif adalah Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar. Pesantren yang menerima keberagaman seksual, gender, dan orientasi seksual.
“Begitu juga dengan kehidupan manusia yang secara alamiah harus beragam, enggak bisa diseragamkan. Ada ragam identitas, agama, ras, suku. Kami merasa enggak sulit untuk mengajarkan keterbukaan, penerimaan terhadap identitas yang lain, sekaligus mengerti wawasan tentang ekologi politik,” ujar pengasuh Pesantren Misykat, Roy Murtadho, seperti dikutip dari tirto.id (9/3/2023).
Roy bersama sang istri, Siti Barokah, juga ingin menjadikan pesantrennya sebagai tempat belajar dan mondok alternatif anak-anak korban pembangunan yang tidak memiliki uang dan akses ke lembaga pendidikan formal lain. Mereka menyasar khususnya anak keluarga miskin korban penggusuran dan anak desa korban konflik sosial-ekonomi agraria.
Doc. Source from Tirto