Lo pasti pernah menemukan konten yang isinya hanya humor-humor receh atau konten asal-asalan berkedok tutorial memasak? Sering banget, konten dengan formula tersebut malah jadi kesukaan penonton yang akhirnya jadi tren buat remaja Indonesia.
Ternyata, konten receh ini namanya scrappy content. Di mana dalam isi kontennya dibuat dengan rada asal-asalan, padahal hasilnya nggak asal-asalan. Soalnya, nggak semua kreator konten atau perusahaan bisa memakai teknik pemasaran yang satu ini. Pasalnya, dalam membuat scrappy content, lo harus bisa keluar dari zona nyaman, tau gimana hasilnya, dan punya sense of humor yang tinggi.
Nah, untuk membuat scrappy content juga gak bisa sembarangan. Lo nggak bisa kalo hanya memanfaatkan audiens atau bikin apa adanya yang penting ramai. Lo juga harus fokus dengan kebiasaan penonton secara spesifik, tujuannya supaya konten yang dibuat lebih relate dan gampang nyampe ke audiens.
Habis itu, lo bisa tambahin sisi personality biar konten lo makin unik. Bisa dengan atribut tambahan atau sebuah slogan yang bisa dijadikan pengingat kalo itu adalah konten lo. Lo juga bisa kok mendaur ulang konten, asalkan tetap condong dengan personality yang mau ditonjolkan.
Source Photo from GettyImages/Mallika WiriyathitipirnSource
