Perdagangan Indonesia Defisit 3,6 Miliar Dolar AS pada 2019

Sektor manufaktur turut berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (GDP) Indonesia. Menurut Senior Management Consultant di Kearney, Shaun Djuhari, pencapaian tertinggi kontribusi sektor manufaktur terhadap GDP Indonesia adalah sebesar 20 persen pada 2020.

“Namun jika dilihat sepanjang tahun 2015 – 2019, net export di tanah air justru menurun hingga 11.1 miliar USD dari Trade Surplus sebesar 7.7 miliar USD di tahun 2015, menjadi Trade Deficit sebesar -3.6 Miliar USD di tahun 2019,” ucap Shaun, dalam laporan studi Transformasi Menuju Manufaktur Digital Indonesia yang Produktif dan Kompetitif.

Berdasarkan analisis Shaun, masih minimnya faktor perkembangan industri di segmen manufaktur berbasis kompleks turut memengaruhi terjadinya trade deficit yang signifikan. Beberapa industri yang telah diperhitungkan oleh dunia sebagai manufaktur berbasis kompleks antara lain bahan kimia dan turunannya, elektronik, besi dan baja, mesin dan mekanis, alat medis, instrumen ilmu pengetahuan, serta alat transportasi.

Pada 2020, setiap negara percontohan telah memiliki portofolio industri lebih dari 55 persen di segmen manufaktur berbasis kompleks. Adapun negara percontohan yang dimaksud ialah China, Korea Selatan, Vietnam, dan Jerman. Sementara itu, portofolio industri Indonesia masih berada di kisaran angka 30 persen untuk kategori manufaktur berbasis kompleks, dengan dua bahan ekspor tertinggi adalah minyak sawit dan batu bara.

Shaun pun mengajak pemain-pemain industri untuk bergabung bersama melaksanakan dua program utama, yaitu Restrukturisasi Portofolio Manufaktur berbasis High-Tech dan Akselerasi 4IR (Revolusi Industri 4.0). Indonesia dapat membuat produk bernilai tinggi seperti alat ICT, kendaraan elektrik (EV), industrialisasi baterai, energi terbarukan, chip komputer, bioteknologi, serta alat medis.

Selain itu, Shaun juga menyarankan penggunaan teknologi 4IR seperti IoT, AI, robotik dan alat serupa di pabrik-pabrik lokal. Terakhir, ia menjelaskan pentingnya berkolaborasi dengan beberapa perusahaan terbuka (TBK) seperti Pertamina, Hyundai, Telkom Indonesia, IBM, dan Kawasaki.

Source Photo from rancakmedia.com

Total
0
Shares
Previous Article

Perdagangan Indonesia Defisit 3,6 Miliar Dolar AS pada 2019

Next Article

Sering Terjadi, Penumpang Nge-Take Kursi KRL untuk Teman-temannya

Related Posts