Banyak orang mengira internet tidak ada kaitannya dengan bumi, melainkan lebih berkaitan dengan teknologi. Berbeda dari kegiatan industri yang berhubungan dengan asap pabrik atau kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan polusi kendaraan.
Pemahaman tersebut salah besar, padahal semakin besar aktivitas yang membebani server lintas negara, maka bertambah pula jejak karbon dioksida yang terlepas ke atmosfer kita. Salah satu aktivitas yang menambah jumlah karbon dioksida, adalah email.
Hampir setiap hari email digunakan untuk berbagai urusan sehari-hari, terutama urusan pekerjaan, atau hanya sekedar email spam yang menawarkan promo-promo menarik setiap harinya. Pada akhirnya, email-email tersebut hanya akan menumpuk yang disimpan di suatu penyimpanan besar bernama CLOUD.
Penyimpanan CLOUD ini membutuhkan tenaga listrik yang sebagian besar dihasilkan oleh bahan bakar fosil. Jadi, email ternyata memberikan kontribusi ke emisi karbon dioksida. Hal tersebut terjadi karena setiap email menyumbang 0,3 gram karbon dioksida.
Lantas, bagaimana jika setiap orang memiliki ribuan email yang belum dibaca? Cukup dikalikan saja jumlah email yang belum terbaca dengan 0,3 gram.
Sementara, jumlah penggunaan listrik yang dihasilkan untuk email berbasis teks memancarkan sekitar 4 gram karbon dioksida. Sebuah sumber science news di USA juga memperkirakan bahwa rata-rata setiap tahun email memancarkan sekitar 136 kilogram karbon dioksida. Jumlah tersebut hampir sama dengan mengemudi 320.000 kilometer di mobil yang bertenaga gas.
Fakta mengejutkan juga dilansir oleh Science Focus, mengirim 65 email setara dengan mengemudi 1.600 kilometer mobil.
Tidak akan ada yang bisa menghentikan aktivitas setiap perusahaan dalam mengirim email, tetapi kita sebagai individu bisa membantu ikut mengurangi dampak kerusakan lingkungan dengan menghapus email-email yang tidak terbaca dan menjadi spam.
Jadi, ayo mulailah hapus email dan selamatkan lingkungan!