Start-up di Asia Tenggara terus menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Perusahaan venture capital, Jungle Ventures, mencatat terdapat 31 start-up dengan nilai minimum 250 juta dollar AS atau Rp 3,5 triliun.
Berdasarkan perhitungan tersebut ditambah dengan masalah seperti anak transaksi modal ventura yang tidak bisa diungkapkan kepada publik, Jungle Ventures memproyeksikan valuasi gabungan start-up di Asia Tenggara bisa mencapai 1 triliun dollar AS atau Rp 14.734 triliun pada 2025. Jumlah ini naik sekitar tiga kali lipat dari jumlah valuasi saat ini yang sebesar Rp 4.887 triliun.
“Jika Anda melihat tingkat pertumbuhan 3-5 tahun terakhir di Asia tenggara tetap terus berlanjut, Anda akan menuju satu triliun dolar bahkan sebelum 2025,” kata Amit Anand, mitra pendiri Jungle Ventures.
Sementara itu, dari segi pendanaan, start-up Asia Tenggara dilaporkan mengumpulkan Rp 86,2 triliun dalam tiga bulan pertama 2021 ini. Di sisi lain, sejumlah start-up Asia Tenggara juga berlomba untuk bisa go public. Misalnya, Grab yang pada April 2021 mengumumkan akan IPO melalui merger dengan SPAC senilai Rp569,2 triliun.
Gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo, juga mengumumkan keinginannya untuk segera go public. Sementara itu, Bukalapak telah satu langkah lebih maju dengan telah memulai debutnya pada Jumat (6/8/2021).
(sumber: cnbcindonesia.com (9/8/2021)).