Dalam menjalani peran sebagai orangtua adanya figur seorang ayah nggak kalah penting bagi perkembangan seorang anak. Terutama, dalam tahap pengembangan emosi mereka.
Baru-baru ini, ada sebuah studi yang mengungkap kalau Indonesia masuk ke dalam peringkat tiga dengan isu ‘fatherless’ terbanyak di dunia. ‘Fatherless’ sendiri merupakan fenomena yang terjadi akibat kurangnya peran ayah yang hadir dalam kehidupan anaknya. Bisa jadi karena memang sudah tiada atau karena memang banyak orang yang memilih untuk meninggalkan tanggung jawab mereka sebagai seorang ayah.
Pasalnya, selain membutuhkan kehadiran fisik seorang ayah, anak juga membutuhkan kehadiran secara psikologi. Adanya konsep ayah adalah seorang yang harus berjuang untuk bekerja dan menafkahi anak, membuat ayah-ayah di luar sana menjadi kurang terlibat dalam kehidupan sang anak.
Dampak dari kurangnya sosok ayah atau ‘fatherless’ adalah ‘father hungry’ atau lapar akan sosok ayah. Dampak kepada anak perempuan, mereka akan kesulitan untuk mencari jodoh yang tepat. Kemudian, kurang matangnya emosi yang dimiliki bagi anak laki-laki.
Namun, untuk menjadi seorang ayah yang baik bisa dilakukan dengan cara mendengarkan keluh kesah sang anak dengan baik, banyak meluangkan waktu untuk anak, dan juga memberikan kasih sayang seperti memberikan pelukan hangat untuk sang anak.
Ditambah dengan adanya kerja sama antara ayah dan ibu untuk lebih banyak meluangkan waktu dan memberikan dukungan kepada anak mereka sehingga akan membuat perkembangan anak semakin baik.
Source Photo from Falcon Pictures/Miracle In Cell No. 7