Wibu, sebuah istilah yang kerap kali dijumpai di kehidupan masyarakat baik di dunia nyata maupun dunia maya. Secara umum, istilah ini merujuk kepada orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap budaya populer Jepang seperti anime, manga, cosplay, dan musik J-Pop.
Namun, istilah wibu sendiri di Indonesia memiliki konotasi yang cukup negatif. Mulai dari dianggap kekanak-kanakan, hobi berhalusinasi, hingga dicap “bau bawang”.
Akibat banyaknya stereotip negatif ini, wibu menjadi kelompok atau komunitas yang sering dikucilkan di masyarakat. Mereka juga seringkali nggak diberi kesempatan untuk berpendapat karena apa yang keluar dari mulut mereka dianggap nggak valid.
Akan tetapi, stereotip itu perlahan mulai menghilang semenjak pandemi COVID-19 melanda di Indonesia. Kok bisa? Soalnya, saat pandemi masyarakat harus mengurangi aktivitas di luar dan tetap berada di rumah. Nah, dari sini mulai muncul kebiasaan-kebiasaan baru seperti mengeksplor genre tontonan yang dianggap bisa menjadi alternatif hiburan kala pandemi.
Dari sekian banyaknya tontonan, anime menjadi salah satu genre terpopuler. Apalagi, kini banyak platform streaming yang menawarkan serial anime dengan jalan cerita yang menarik, seperti thriller, adventure, horor, hingga yang heart-warming. Orang-orang awam mulai menganggap anime sebagai tontonan yang menarik dan layak untuk dinantikan.
Bahkan, kini wibu sudah menjadi gaya hidup populer. Soalnya, banyak orang yang mulai berlomba-lomba memamerkan tontonan anime dan manga yang sedang mereka baca. Ditambah, banyaknya cosplayer merambah di berbagai pusat perbelanjaan maupun eksibisi.
Melihat perubahan yang terjadi, nggak heran kalau kini para wibu dianggap sebagai sosok panutan yang dicintai.
Source Photo from Unsplash/Hưng Nguyễn
